Informasi


DILARANG MEROKOK RUANG BLOG INI BER AC

Wisuda STAISA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 06 Juni 2011

Pembentukan Awan Hujan - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an

Para ilmuwan telah mempelajari berbagai jenis awan dan menyadari bahwa awan pembawa hujan terbentuk dengan sistem dan urutan tertentu. Bentuknya pun tertentu dan terkait dengan jenis angin dan tipe awan.
Salah satu awan pembawa hujan adalah awam CUMULONIMBUS. Ahli cuaca telah mempelajari pembentukan jenis awan ini dan bagaimana ia menghasilkan hujan, es, serta petir.
Mereka menemukan bahwa awan cumulonimbus melewati urutan berikut ini untuk menghasilkan hujan:
  • 1. Awan didorong oleh angin: Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa awan kecil (awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya awan-awan ini.
  • 2. Penyatuan: Kemudian awan-awan kecil ini bergabung, menyatu dan membentuk awan yang lebih besar.
  • 3. Penumpukan: Ketika awan-awan kecil ini bersatu, dorongan ke atas pada bagian dalam awan yang semakin besar ini meningkat. Dorongan ke atas pada bagian tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada bagian pinggir. Alhasil tubuh awan ini tumbuh semakin besar secara vertikal, sehingga seolah-olah awan ini ditumpuk-tumpuk. Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan mencapai daerah yang lebih dingin pada lapisan atmosfer atas. Di sanalah tetesan-tetesan air dan butiran es terbentuk dan mulai tumbuh semakin besar. Ketika butiran air dan es ini telah lebih besar dan berat dibandingkan dengan dorongan ke atas yang menyangga mereka, jatuhlah air dan es ini sebagai gerimis, hujan ataupun hujan es.
Rincian pembentukan awan di dalam Al Qur'an
Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya... [An Nuur(24): 43]
Para ahli cuaca mengetahui rincian pembentukan awan, strukturnya dan cara kerjanya setelah melalui berbagai macam penelitian, pengamatan menggunakan alat-alat canggih. Mereka baru bisa menceritakan proses tersebut dengan bantuan alat-alat moderen seperti pesawat, satelit, komputer, balon udara dan peralatan lainnya. Mereka harus mempelajari angin serta arah pergerakannya. Mereka harus mengukur kelembaban udara dan variasinya serta menentukan jenis dan keragaman tekanan udara.
Kelanjutan ayat di atas, setelah menyebutkan awan dan hujan, adalah membicarakan es dan petir:
... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. [An Nuur(24): 43]
Para ahli cuaca telah menemukan bahwa awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan es ini dapat mencapai ketinggian hingga 7 sampai 9 kilometer. Dapat kita bayangkan bahwa awan ini memang ukurannya benar-benar seperti gunung sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat Al Qur'an di atas: "... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung,...".
Proses terjadinya Kilat
Ayat di atas juga menghubungkan awan, es dan terjadinya petir atau kilat. Apakah es merupakan faktor penentu pembentukan kilat?
Mari kita kaji sebuah buku berjudul: Meteorology Today. Di sana diterangkan bahwa sebuah awan akan menjadi bermuatan listrik ketika bongkahan es jatuh melalui daerah di dalam awan yang berisi kristal es dan tetes air super-dingin. Ketika tetes-tetes air ini bertumbukan dengan bongkahan es, mereka langsung membeku dan melepaskan panas. Panas ini menjadikan permukaan bongkahan es lebih hangat dari kristal-kristal es di sekelilingnya. Ketika bongkahan es bertumbukan dengan kristal es, sebuah peristiwa penting terjadi: elektron mengalir dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih hangat. Karenanya, kini bongkahan es menjadi bermuatan negatif. Hal serupa juga terjadi saat tetesan air super-dingin bertumbukan dengan bongkahan es dan melontarkan butiran-butiran halus es bermuatan positif. Partikel-partikel yang lebih ringan dan bermuatan positif ini kemudian terangkat ke bagian atas dari awan. Sementara itu, bongkahan es yang kini bermuatan negatif jatuh turun dan berkumpul di bagian bawah awan. Karena itulah kini terjadi perbedaan muatan listrik antara bagian atas dan bawah awan. Muatan negatif ini kemudian dilepaskan dalam bentuk kilat atau petir.
Demikianlah, Allah telah menerangkan sebuah fakta ilmiah yang baru terungkap oleh ilmu pengetahuan moderen. Sebuah keajaiban ilmiah yang tidak mungkin diketahui rinciannya oleh orang-orang di jaman diturunkannya Al Qur'an.
Bisa antum lihat di http://www.al-habib.info/review/al-quran-pembentukan-awan-hujan.htm?fbc_channel=1

Minggu, 05 Juni 2011

VISI DAN MISI STAISA

VISI STAISA
Menjadi Pusat Kajian Pendidikan Islam yang mandiri, kompetitif, dan profesional
MISI STAISA
Terwujudnya sarjana islam yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah
Memberdayakan civitas akademika melalui proses pendidikan dan penelitian yang bermutu agar tercipta sarjana Islam yang berilmu amaliah dan meramal ilmiah
Meningkatkan pelayanan pendidikan dan pengajaran secara optimal
Memberikan kontribusi yang berarti bagi instansi-instansi keagamaan di Indonesia

SEJARAH SINGKAT STAISA



Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta adalah kelanjutan dari Universitas Shalahuddin Al Ayyubi (UNSA) jakarta yang didirikan pada tanggal 26 Jumadi Al Tsani 1404 bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1984. Berdirinya lembaga tersebut diprakarsai oleh Yayasan Al Jihad Jakarta dengan Akte Notaris H.Abdul Kadir Usman No.04 tanggal 4 April 1984, diresmikan oleh Jenderal H.Tri Sutrisno (sewaktu menjabat sebagai Pangdam V Jaya). Penyelenggaraan Sekolah Tinggi Agama Islam yang sedang berlangsung saat ini bernaung di bawah Departemen Agama.
Fakultas yang mula-mula didirikan adalah Fakultas Tarbiyah, Fakultas Da'wah, Fakultas Syariah,Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Sospol dan Fakultas Ekonomi, kemudian menyusul Fakultas Teknik.
Pimpinan Universitas Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta periode 1984 s/d 1988 adalah:
  • Rektor : Drs. H.Mudhofir, MSc
  • Purek I : Drs. Sul Bunyamin
  • Purek II : Drs. Nur Amin Fattah
  • Purek III: Drs. Abdul Nasir Hartono

    Berdirinya Universitas ini mendapat rekomendasi dari Pemerintah Daerah Walikota Madya Jakarta Utara, nomor: 199/078.6 tanggal 23 Agustus 1985.
Selanjutnya, Fakultas Tarbiyah Universitas Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta memperoleh Izin Operasional dengan status tercatat dari Ketua Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah I Jakarta Raya dan Lampung, dengan Surat Keputusan Nomor: 31 Tahun 1985, tanggal 25 September 1985. Kemudian pada tanggal 3 Februari 1987 Team Kopertais Wilayah I mengadakan peninjauan dan penilaian dalam rangka pemberian status TERDAFTAR, demikian juga Tiem dari Direktorat Pembina Perguruan Tinggi Islam Departemen Agama Republik Indonesia pada tanggal 2 Mei a087 mengadakan peninjauan dan penilaian dalam rangka penelitian status tersebut.
Tidak lama kemudian Fakultas Tarbiyah Universitas Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta memperoleh status TERDAFTAR untuk program sarjana muda,dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, nomor : 59/E/1987 tertanggal 25 Juli 1987. Kemudian diperbaharui dengan Keputusan Menteri Agama RI nomor:55 Tahun 1989, tertanggal 1 Maret 1989 tentang penyesuaian jurusan dan program pendidikan strata satu (S1) dengan perubahan nama menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta. Adapun susunan pimpinannya adalah sebagai berikut:
  • Ketua : Drs. Muh.Amin Nuh
  • Puket I: Drs. Yusuf Hadi
  • Puket II: Drs. Nur Amin Fattah
  • Puket III: Drs. Moh.Ya'kub S
Kemudian pada tahun 1994, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta mendapat perpanjangan status TERDAFTAR, dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI NO.194 Tahun 1994, tertanggal 23 Juli 1994. Dan pada tahun akademik 1994/1995 dibuka dua Jurusn Pendidikan Agama Islam(PAI), dan Jurusan Kependidikan Islam (KI). Berdasarkan Peraturan Pemerintah NO.30 Tahun 1996 dan Surat Keputusan Yayasan Al Jihad No.1722/YAJ/XII/1997, maka sejak 1 Januari 1998, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah(STIT) Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta dirubah namanya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam(STAI) Shalahuddin Al ayyubi Jakarta dengan memiliki tiga Jurusan yaitu, Pendidikan Agama Islam, Kependidikan Islam, dan Manajemen Da'wah Islam.
Pada akreditasi tahun 1999, STAI Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta telah mendapat rekomendasi dari Kopertai Wilayah I, dengan status DIAKUI dengan Nomor:UM.011.3/681/XI/1999, tertanggal 9 November 1999. Kemudian pada tanggal 9 Mei 2000 dikeluarkan SK Dirjen Bimbaga Islam No.E/55/2000, tentang penetapan status DIAKUI dengan pimpinan sebagai berikut:
  • Ketua : Drs. Nur Amin Fattah, MM
  • Puket I : Drs. Moh.Ya'kub S
  • Puket II : Drs. Yusuf Hadi
  • Puket III: Dra. Hj. Siti Ma'rifah,SH.
Pada awal tahun 2002 diadakan pemilihan pimpinan untuk periode tahun 2002 sampai 2005, terpilih sebagai pimpinan baru dengan struktur organissi sebagai berikut:
  • Ketua : Drs. H.Nur Amin Fattah, MM
  • Puket I : Drs. Moh.Ya'kub S
  • Puket II : Drs. H.Yusuf Hadi
  • Puket III: Dra. Hj.Siti Ma'rifah,SH
  • Ketua Jurusan PAI : Drs. Rahmanto, M.Pd
  • Ketua Jurusan BPI : Drs. Rusdin
  • Direktur Program D2 : Drs. Rosyid,MM
  • Ketua Program Akta IV: Drs. H.Zainal Arifin,M.Ag
  • Sekretaris Jurusan BPI : Drs. Tatang Syahruddin
  • Sekretaris Program D2 : Drs. Mh. Suryantoro,M.Ag
  • Ketua LPPM : Drs. Yusuf Ismail,M.Ag
Pada tahun akademik 2001/2002 jumlah mahasiswa secarakeseluruhan adalah 1200 mahasiswa dengan tenaga pengajar dosen sebanyak 40 dosen , dan pada tahun akademik 2002/2003 STAISA membuka program baru, yaitu program Akta IV, Program Diploma I, Diploma II, dan Program Ma'had Aly Plus (Lembaga Bahasa Arab dan Tahsin Al Qur'an serta program ekstensi PAI).
Selanjutnya pada tanggal 4 Agustus 2005 STAISA telah mendapatkan perpanjangan Izin Penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor:DJ.II/332/2005.
Dan pada tanggal 18 Desember 2005 seiring dengan berakhirnya tugas pimpinan yang lama diadakan pemilihan pimpinan baru untuk periode 2006 s/d 2010.Dan terpilihlah pimpinan baru dengan struktur sebagai berikut:
  • Ketua : Dra. Hj.Siti Ma'rifah,SH,MM
  • Puket I : DR. H.Nur Amin Fattah,MM
  • Puket II : Drs. Moh.Ya'kub S
  • Puket III: Hj.Siti Nur Azizah, SH, M.Hum
Demikian sejarah singkat STAISA Jakarta, semoga di masa mendatanglebihmaju lagi. Amin.

3

3333333333

2

2222222

1

111111111111


ShoutMix chat widget

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites